Memahami mengapa laporan keuangan memiliki potensi untuk menyesatkan selama periode perubahan harga.
Dari sudut pandang manajemen, ketidakakuratan
pengukuran ini mendistrosi
- Proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri
waktu histories
- Anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja
- Data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh
inflasi yang tidak dapat dikendalikan
Laba yang dinilai lebih pada gilirannya akan
menyebabkan :
- Kenaikan dalam proporsi pajak
- Permintaan dividen lebih banyak dari pemgang saham
- Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari
para pekerja
- Tindakan yang merugikan dari Negara tuan rumah
(seperti pengenaan pajak keuntungan yang sangat besar)
Oleh karena itu, mengakui pengaruh inflasi secara
eksplisit berguna dilakukan karena beberapa alasan :
- Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada
transaksi dan keadaan yang dihadapi sutu perusahaan
- Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh perubahan
harga bergantung pada pemahaman yang akurat atas masalah tersebut
- Laporan dari para manager mengenai permasalahan
yang disebabkan oleh perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan
usaha menerbitkan informasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut.
Meskipun inflasi melambat, akutansi perubahan harga
tetap berguna karena efek kumulatif inflasi yang rendah dalam beberapa waktu
dapat menjadi signifikan
Mengetahui
istilah-istilah akuntansi inflasi dan memahami pengaruh penyesuaian harga
terhadap laporan keuangan.
Daftar istilah Akutansi Inflasi
- Atribut : Karakteristik kuantitatif suatu pos :
biaya histories atau biaya penggantian merupaka atribut suatu aktiva yang
diukur untuk keperluan akutansi.
- Penyesuaian biaya kini : Nilai penyesuaian aktiva
untuk perubahan tertentu dalam harga
- Kekayaan yang dapat dihapuskan : Jumlah aktiva
bersih suatu perusahaan yang dapat ditarik tanpa mengurangi besar awalnya
aktiva bersih
- Mekanisme Penyesuaian : Manfaat berupa keuntungan
daya beli pemegang saham yang berasal dari pendanaan utang dan pertanda bahwa
perusahaan tidak perlu mengakui tambahan biaya pengganti atas aktiva operasi
sehubungan dengan aktiva tersebut didanai melalui utang
- Ekuivalen Daya Beli Umum : Jumlah mata uang yang
telah disesuaikan terhadap perubahan dalam tingkat harga umum
- Keuntungan kepemilikan suatu investasi : Kenaikan nilai biaya kini nonmoneter suatu
aktiva
- Hiperinflasi : Laju inflasi yang sangat besar terjadi
pada saat tingkat harga umum dalam suatu perekonomian meningkat sebesar lebih
dari 25% pertahun
- Inflasi. Kenaikan dalam tingkat harga umum seluruh
barang dan jasa dalam suatu perekonomian
- Aktiva moneter. Klaim terhadap jumlah mata uang
yang tetap dimasa depan seperti kas atau piutang usaha
- Keuntungan Moneter : Kenaikan dalam daya beli
secara umum yang terjadi karena terdapatnya kewajiban moneter selama periode
inflasi
- Kewajiban moneter : Suatu kewajiban untuk membayar
jumlah mata uang yang tetap dimasa depan seperti utang usaha atau uang dengan
suku bunga yang tetap
- Kerugian Moneter : Penurunan dalam daya beli
secara umum yang terjadi karena terdapatnya kativa moneter selama periode
inflasi
- Penyesuian Modal Kerja Moneter : Pengaruh
perubahan harga khusus seluruh jumlah modal kerja yang digunakan oleh sutu
usaha dalam menjalankan operasinya
- Jumlah nominal : Jumlah harga mata uang yang belum
disesuaikan dengan perubahan harga
- Aktiva Nonmoneter. Aktiva yang tidak menunjukkan
adanya klaim tetap terhadap kas seperti persediaan, aktiva tetap, dan peralatan
- Kewajiban Nonmoneter : Suatu utang yang tidak
mengharuskan pembayaran jumlah kas yang tetap dimasa depan, seperti uang muka
pelanggan
- Penyesuian Paritas : Suatu penyesuian yang
mencerminkan perbedaan antara inflasi di Negara induk perusahaan dan Negara
tuan rumah
- Aktiva permanent : Istilah di Brasil untuk aktiva
tetap, gedung, investsai, beban tangguhan, dan depresiasi terkait serta jumlah
deplesi atau amortisasi
- Indeks Harga : Suatu rasio biaya dimana
pembilang/numeratornya adalah biaya dari suatu keranjang barang dan jasa yang
representatif dalam tahun berjalan, sedangkan penyebutnya adalah biaya dari
keranjang barang dan jasa yang sama pada tahun dasar
- Daya Beli : Kemampuan umum dari suatu unit moneter
untuk memeperoleh barang dan jasa
- Laba Riil : Laba bersih yang telah disesuaikan
untuk perubahan harga
- Biaya penggantian : Biaya kini untuk mengganti
potensi jasa suatu aktiva dalam keadaan normal usaha
- Mata uang pelaporan. Mata uang yang digunakan
suatu perusahaan dalam menyusun laporan keuangan
- Metode nyatakan kembali-translasikan : Digunakan
pada saat suatu induk perusahaan mengkonsolidasikan akun-akun anak perusahaan
luar negeri yang berlokasi disebuah lingkungan berinflasi
- Perubahan Harga Khusus : Perubahan dalam harga
untuk komoditas khusus seperti persediaan atau peralatan
- Metode translasikan-nyatakan kembali : Suatu
metode konsolidasi pertama-tama dengan mentranlasikan akun-akun laporan
keuangan anak perusahaan luar negeri ke dalam mata uang induk perusahaan dan
kemudian dinyatakan kembali jumlah yang ditanslasikan terhadap inflasi induk
perusahaan
Jenis Penyesuaian Inflasi
Akutansi untuk pengaruh laporan keuangan atas
perubahntingkat harga umum disebut sebgai model daya beli konstan biaya
histories. Akutansi untuk perubahan harga khususdisebut sebagai model biaya
kini
Penyesuaian Tingkat Harga Umum
Jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan
tingkat harga umum (daya beli) disebut sebagai mata uang konstan biaya
histories atau ekuivalen daya beli umum
Indeks Harga
Perubahan tingkat harga umum diukur dengan indeks
tingkat harga
Penggunaan Indeks Harga
Angka indeks harga digunakan untuk mentranslasikan
jumlah uang yang dibayarkan selama periode terdahulu menjadi ekuivalen daya
beli pada akhir periode (yaitu daya
beli konstan biaya histories)
Obyek Penyesuaian Tingkat Harga Umum
Darimana datangnya kerugian moneter?
Selama inflasi, perusahaan akan mengalami perubahan
kekayaan yang tidak berkaitan dengan kegiatan operasionalnya. Perubahan ini
muncul dari aktiva atau kewajiban moneter, klain terhadap atau kewajiban untuk
m embayarkanmata uang dengan jumlah yang tetap dimasa depan. Aktiva moneter
mencakup kas dan piutang usaha, yang umumnya akan kehilangna daya beli selama
periode inflasi. Kewajiban moneter mencakup kebanyakan utang, yang umumnya akan
menimbulkan keuntungandaya beli selama inflasi
Penyesuaian Biaya Kini.
Model biaya kini berbeda dengan akutansi utama.
Pertama, aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini dan bukan biaya histories.
Kedua, laba adalah jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh
perusahaan dalam suatu periode (tanpa memperhitungkan komponen pajak), namun
tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau modal fisik perusahaan.
Menentukan perbedaan model akuntansi biaya
terkini dan konvensional.
Secara umum, dalam akuntansi konvensional, laporan
keuangan disajikan berdasarkan nilai historis yang mengasumsikan bahwa
hargaharga (unit moneter) adalah stabil. Akuntansi konvensional tidak mengakui
adanya perubahan tingkat harga umum maupun perubahan tingkat harga khusus.
Sebagai konsekuensinya, jika terjadi perubahan daya beli seperti pada periode
inflasi, maka laporan keuangan historis secara ekonomis tidaklah relevan. Pada
periode ini pendapatan umumnya dinilai lebih tinggi sedangkan aktiva tetap
dinilai lebih rendah. Sebenarnya, terdapat beberapa metode akuntansi mengenai
pengaruh perubahan harga, antara lain akuntansi harga tetap, akuntansi nilai
sekarang, dan akuntansi tingkat harga umum. Akuntansi tingkat harga umum akan
mengadakan restatement komponen-komponen laporan keuangan ke dalam rupiah pada
tingkat daya beli yang sama, namun sama sekali tidak mengubah prinsip-prinsip
akuntansi yang digunakan dalam akuntansi berdasarkan nilai historis.Pada
prakteknya, kontroversi yang menyangkut relevansi penggunaan akuntansi tingkat
harga umum masih berlanjut hingga saat ini. Beberapa argumentasi yang mendukung
maupun menolak penerapan akuntansi tingkat harga umum akan disajikan dalam
artikel ini. Demikian juga hasil dari dua penelitian mengenai pengaruh
penerapan akuntansi tingkat harga umum terhadap laporan keuangan akan
diperbandingkan guna melihat apakah penyesuaian berdasarkan akuntansi tingkat
harga umum memang diperlukan.
Menjelaskan
perbedaan akuntansi inflasi di AS, Inggris, dan Brasil.
AMERIKA SERIKAT
Pada tahun 1979, FASB mengeluarkan Pernyataan
Standar Akutansi Keuangan No 33 berjudul Pelaporan Keuangan dan Perubahan
harga, pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS mencoba melakukan
pengungkapan daya beli konstan biaya histories dan daya beli konstan kini.
Perusahan pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi berikut untuk
masing-masing dari 5 tahun terakhir :
- Penjualan bersih dan pendapatan opersai lainnya
- Laba dari operasi yang berjalan berdasarkan dasar
biaya kini
- Keuntungan atau kerugian daya beli (moneter) atas
pos-pos moneter bersih
- Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau
jumlah yang dapat dipulihkan (yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan akan
dapat dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan) yang lebih rendah dari
persediaan atau aktiva tetap, bersih dari inflasi (perubahan tingkat harga
umum)
- Setiap agregat penyesuaian translasi mata uang
aing, berdasrkan biaya kini, yang timbul dari proses konsolidasi
- Aktiva
bersih pada akhir tahun menurut dasar biaya kini
- Laba
persaham (dari opersai berjalan) menurut dasar biaya kini
- Deviden
persaham biasa
- Harga pasar
akhir tahun perlembar saham biasa
- Tingkat
Indeks Harga Konsumen yang digunakan untuk mengukur laba dari operasi berjalan
INGGRIS
Laporan biaya kini di Inggris mewajibkanbaik laporan
laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan penjelasan. Standar di Inggris
memeperbolehkan 3 pilihan pelaporan :
- Menyajikan akun akun biaya kini sebagai laporan
keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis
- Menyajikan
akun-akun biaya histories sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun
pelengkap biaya kini
- Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai
sati-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai
BRASIL
Akuntansi inflasi yang direkomen dasikan di Brasil
hari ini mencerminkan 2 kelompok pilihan pelaporan, hokum perusahan Brasil dan
Komisi Pengawas Pasar Modal Brasil. Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan
hokum perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva permanent dan ekuitas
pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui oleh Pemerintah
Federal untuk mengukur devaluasi mata uang
local. Aktiva permanent meliputi aktiva tetap,
gedung, investsai, beban tangguhan
dan depresiasi terkait, serta kaun-akun amortisasi
atau deplesi (termasuk setiap provisi kerugian yang terkait). Akun-akun ekuitas
pemegang saham terdiri dari modal, cadangan pendapatan, cadangan revaluasi,
laba ditahan, dan akun cadangan modal yang digunakan untuk mencatat penyesuaian
tingkat harga terhadap modal.
Memahami
pelaporan keuangan dalam perekonomian hiperinflasi.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 63: Pelaporan
Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi terdiri dari paragraf 1 – 40. Seluruh
paragraf tersebut memiliki kekuatan mengatur yang sama. Paragraf yang dicetak
dengan huruf tebal dan miring mengatur prinsip-prinsip utama.
PSAK 63 harus dibaca dalam konteks tujuan pengaturan
dan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. PSAK 25 (revisi
2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan
memberikan dasar memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi ketika tidak ada
panduan yang eksplisit. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur
yang tidak material.
Mengetahui
apakah dolar konstan atau biaya kini lebih baik untuk mengukur pengaruh
inflasi.
Isu-Isu Mengenai Inflasi
Terdapat 4 isu akuntansi inflasi diantaranya adalah
1.Apakah dolar konstan atau biaya kini yang lebih
baik mengukur pengaruh inflasi.
2.Perlakuan akuntansi terhadap keuntungan dan
kerugian inflasi.
3.Akuntansi inflasi luar negeri.
4.Menghindari fenomena kejatuhan ganda
Definisi
penurunan ganda (double dip) dan menjelaskan cara penangannya.
Pencegahan terjadinya double-dip
Pada saat me-restate perkiraan-perkiraan luar ngeri
untuk memperhitungkan inflasi luar negeri, kehati-hatian harus dijaga untuk
mencegah fenomena “double-dip”. Masalah ini
timbul dari fakta bahwa inflasi lokal memberi dampak
langsung pada kurs yang digunakan dalam proses translasi. Walaupun ahli ekonomi
umumnya mengasumsikan suatu hubungan terbalik antar laju inflasi internal suatu
negara dengan nilai eksternal valutanya, bukti-bukti memperlihatkan bahwa
hubungan seperti ini jarang terjadi, paling tidak dalam jangka pendek. Oleh
karenanya besarnya penyesuaian yang dilakukan untuk menghilangkan fenomena
antara kurs dengan perbedaan inflasi.
Penyesuaian inflasi terhadap harga pokok penjualan
dan beban depresiasi dirancang untuk menekan laba “seperti yang dilaporkan”
agar tidak terjadi overstatement laba.meskipun begitu, akibat hubungan negatif
antara inflasi lokal dan nilai valuta, perubahan kurs antara laporan keuangan
yang lain yang berurutan, yang pada umumnya diakibatkan oleh inflasi (paling
tidak selama satu periode tertentu), akan menyebabkan perusahaan merefleksikan
paling tidak sebagian dampak inflasi (yaitu penyesuaian translasi valuta),
dalam laba “seperti dilaporkanya”. Jadi untuk mencegah penghitungan inflasi
ganda, kerugian translasi yang telah tercermin dalam laba “seperti yang telah
dilaporkan” sebuah perusahaan harus diperhitungkan sebagai bagian dari
penyesuaian inflasi.
Penyesuaian di atas relevan untuk perusahaan
multinasional yang berbasis di AS karena telah mengadopsikan dolar sebagai
valuta fungsional operasi luar negeri berdasarkan FASB No.52 dan yang
mentranslasikan persediaan dengan menggunakan kurs berjalan. Sedangkan bagi
perusahaan yang berbasis di Eropa kecendrungannya ke arah penggunaan metode
translasi kurs berjalan. Sehingga tanpa adanya penyesuaian maka bisa berakibat
laba yang terlalu rendah atau laba terlalu tinggi karena inflasi luar negeri
dihitung dua kali.
Sumber :
https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:y3ml68JE3tUJ:kk.mercubuana.ac.id/