AKUNTANSI
INTERNASIONAL
DISUSUN OLEH :
AMBAR MURTINGINGSIH (22209179)
HILDA MEILYANA (24209763)
IVAN SEPTIADY (22209120)
MARIO MIKADO (26209472)
4EB11
HARMONISASI
AKUNTANSI INTERNASIONAL
Harmonisasi merupakan proses untuk
meningkatkan kompatibilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan
batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam.
Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi :
1
Standar akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan
pengungkapan)
2
Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan
public terkait dengan penawaran surat berharga dan pencatatan pada bursa efek
3
Standar audit Survei Harmonisasi Internasional
Keuntungan
Harmonisasi Internasional :
1.
Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat
bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan. Standar pelaporan keuangan berkualitas
tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki
efisiensi alokasi modal.
2.
Investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih
baik; portofolio akan lebih beragam dan risiko keuangan berkurang.
3.
Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses
pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan akuisisi.
4.
Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan
standard pat disebarkan dalam mengembangkan standar global yang berkualitas
tertinggi.
Kritik atas
Standar Internasional
Beberapa pihak mengatakan bahwa
penentuan standar akuntansi internasional merupakan solusi yang terlalu
sederhana atas masalah yang rumit. Lebih jauh lagi, ditakutkan bahwa adopsi
standar internasional akan menimbulkan “standar yang berlebihan”. Perusahaan
harus merespon terhadap susunan tekanan nasional, politik, social, dan ekonomi
yang semakin meningat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan internasional
tambahan yang rumit dan berbiaya besar.
Rekonsiliasi dan Pengakuan Bersama
Dua pendekatan yang diajukan sebagai solusi yang mungkin digunakan untuk
mengatasi permasalahan yang terkait dengan isi laporan keuangan lintas batas :
1
Rekonsiliasi
Melalui
rekonsiliasi, perusahaan asing dapat menyusun laporan keuangan dengan
menggunakan standar akuntansi negara asal, tetapi harus menyediakan
rekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang penting (seperti laba bersih
dan ekuitas pemegang saham) di negara asal dan di negara dimana laporan
keuangan dilaporkan.
2
Pengakuan bersama (“imbal balik” /
resiprositas)
Pengakuan
bersama terjadi apabila pihak regulator di luar negara asal menerima laporan
keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip negara asal.
Penerapan
Standar Internasional
Standar akuntansi internasional
digunakan sebagai hasil dari :
1. Perjanjian internasional atau
politis
2. Kepatuhan secara sukarela (atau
yang didorong secara professional)
3. Keputusan oleh badan pembuat
standar akuntansi internasional
Berapa
Peristiwa Penting dalam Sejarah Penentuan Standar Akuntansi Internasional
ü 1959-
Jacob Kraayenhof, mitra pendiri sebuah firma akuntan independen Eropa yang
utama, mendorong agar usaha pembuatan standar akuntansi internasional dimulai.
ü 1961-
Group d’Etudes, yang terdiri dari akuntan professional yang berpraktik,
didirikan di Eropa untuk memberikan nasihat kepada pihak berwenang Uni Eropa
dalam masalah-masalah yang menyangkut akuntansi.
ü 1966-
Kelompok Studi Internasional Akuntan didirikan oleh institute professional di
Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat.
ü 1973-
Komite Standar Akuntansi Internasional (Internasional Accounting Standard
Committee-IASC) didirikan.
ü 1976-
Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organization for Economic
Coorporation and Development-OECD) mengeluarkan Deklarasi Investasi dalam
Perusahaan Multinasional yang berisi panduan untuk “Pengungkapan Informasi”.
ü 1977-
Federasi Internasional Akuntan (International Federation of Accounting-IFAC)
didirikan.
ü 1977-
Kelompok Para Ahli yang ditunjuk oleh Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan
Bangsa-bangsa mengeluarkan laporan yang terdiri dari empat bagian mengenai
Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan bagi Perusahaan Transnasional.
ü 1978-
Komisi Masyarakat ropa mengeluarkan Direktif Keempat sebagai langkah pertama
menuju harmonisasi akuntansi Eropa.
ü 1981-
IASC mendirikan kelompok konsultatif yang terdiri dari organisasi nonanggota
untuk memperluas masukan-masukan dalam pembuatan standar internasional.
ü 1984-
Bursa Efek London menyatakan bahwa pihaknya berharap agar perusahaan-perusahaan
yang mencatatkan sahamnya tetapi tidak didirikan di Inggris atau Irlandia
menyesuaikan dengan standar akuntansi internasional.
ü 1987-
Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO) menyatakan dalam konferensi
tahunannya untuk mendorong penggunaan standar yang umum dalam praktik akuntansi
dan audit.
ü 1989-
IASC mengeluarkan Draf Eksposure 32 mengenai perbandingan laporan keuangan.
Kerangka Dasar untuk Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan diterbitkan
aoleh IASC.
ü 1995-
Dewan IASC dan Komisi Teknis IOSCO menyetujui suatu rencana kerja yang
penyelesaiannya kemudian berhasil mengeluarkan IAS yang membentuk satu kelompok
inti standar yang komprehensif. Keberhasilan dalam penyelesaian standar-standar
ini menmungkinkan Komisi Teknis IOSCO untuk merekomendasikan pengesahan IAS
dalam pengumpulan Modal lintas batas dan keperluan pencatatan saham di seluruh
pasar global.
ü 1995-
Komisi Eropa mengadopsi sebuah pendekatan daru dalam harmonisasi akuntansi yang
akan memungkinkan penggunaan IAS oleh perusahaan-perusahaan yang melakukan
pencatatan saham dalam pasar modal internasional.
ü 1996-
Komisi Pasar Modal AS (SEC) mengumumkan bahwa pihaknya ”….mendukung tujuan IASC
untuk mengembangkan, secepat mungkin, standar akuntansi yang dapat digunakan
untuk menyusun laporan keuangan yang dapat digunakan dalam penawaran surat
berharga lintas batas.
ü 1998-
IOSCO menerbitkan laporan “Standar Pengungkapan Internasional untuk Penawaran
Lintas Batas dan Pencatatan Saham Perdana bagi Emiten Asing”.
ü 1999-
Forum Internasional untuk Pengembangan Akuntansi (International Forum on
Accountancy Development-IFDA) bertemu untuk pertama kalinya pada bulan Juni.
ü 2000-
IOSCO menerima, secara keseluruhan, seluruh 40 standar inti yang disusun oleh
IASC sebagai jawaban atas daftar keinginan IOSCO tahun 1993.
ü 2001-
Komisi Eropa mengusulkan sebuah aturan yang akan mewajibkan seluruh perusahaan
EU yang tercatat sahamnya pada suatu pasar yang diregulasi untuk menyusun
akun-akun konsolidasi sesuai dengan IAS selambatnya tahun 2005.
ü 2001-
Badan Standar Akuntansi Internasional (Internastiaonal Accounting Standars
Board-IASB) menggantikan IASC dan mengambil alih tanggung jawabnya per tanggal
1 April. Standar IASB disebut sebagai Standar Pelaporan Keuangan
Internasional (IFRS) dan termasuk didalamnya IAS yang dikeluarkan oleh IASC.
ü 2002-
Parlemen Eropa menyetujui proposal Komisi Eropa bahwa secara nyata seluruh
perusahaan EU yang tercatat sahamnya harus mengikuti standar IASB dimulai
selambat-lambatnya tahun 2005 dalam laporan keuangan konsolidasi. Negara-negara
anggota dapat memperluas ketentuan ini terhadap laporan keuangan
perusahaan-perusahaan yang tidak melakukan pencatatan saham dan perusahaan
secara individu. Dewan Eropa kemudian mengadopsi aturan yang memungkinkan hal
ini tercapai.
ü 2002-
IASB dan FASB menandatangani “Perjanjian Norwalk” yang berisi komitmen bersama
terhadap konvergensi standar akuntansi internasional dan AS.
ü 2003-
Dewan Eropa menyetujui Direktif EU Keempat dan Ketujuh yang diamandemen, yang
menghapuskan ketidakkonsistenan antara direktif lama dengan IFRS.
ü 2003-
IASB menerbitkan IFRS 1 dan revisi terhadap 15 IAS.
Organisasi
Internasional Utama yang Mendorong Harmonisasi Akuntansi
Enam organisasi telah menjadi pemain
utama dalam penentuan standar akuntansi internasional dan dalam mempromosikan
harmonisasi akuntansi internasional :
1.
Badan Standar Akuntansi International (IASB)
2.
Komisi Uni Eropa (EU)
3.
Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
4.
Federasi Internasional Akuntan (IFAC)
5.
Kelompok Kerja Ahli Antar pemerintah Perserikatan
Bangsa-bangsa atas Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan (International
Standars of Accounting and Reporting – ISAR), bagian dari Konferensi
Perserikatan Bangsa-bangsa dalam Perdagangan dan Pembangunan (United Nations
Conference on Trade and Development –UNCTAD)
6.
Kelompok Kerja dalam Standar Akuntansi Organisasi Kerja
Sama dan Pembangunan Ekonomi _Kelompok Kerja OEDC)
Ø Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB)
Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), dahulu AISC, didirikan tahun
1973 oleh organisasi akuntansi professional di Sembilan negara.
Tujuan IASB adalah :
1. Untuk
mengembangkan dalam kepentingan umum, satu set standar akuntansi global yang
berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diterapkan yang mewajibkan
informasi yang berkualitas tinggi, transparan, dan dapat dibandingkan dalam
laporan keuangan.
2. Untuk
mendorong penggunaan dan penerapan standar-standar tersebut yang ketat
Untuk membawa konvergensi standar akuntansi nasional
dan Standar Akuntansi Internasional dan Pelaporan Keuangan Internasional kearah
solusi berkualitas tinggi
Ø Uni EROPA (EU)
Salah satu tujuan EU adalah untuk mencapai integrasi
pasar keuangan eropa. Untuk mencapai tujuan ini. Eu telah memperkenalkan
direktif dan mengambil langkah inisiatif yang sangat besar untuk mencapai pasar
tunggal bagi :
1.
Perolehan modal dalam tingkat EU
2.
Membuat kerangka dasar hokum umum untuk pasar surat
berharga dan derifatif yang terintegrasi
3.
Mencapai satu set standar akuntansi tunggal untuk
perusahaan-perusahaan yang sahamnya tercatat.
Ø
Organiasasi
Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
Organisasi internasional komisi pasar modal beranggotakan
sejumlah badan regulator pasar modal yang ada di lebih dari 100 negara. Menurut
pembagian pembukaan anggaran IOSCO :
Otoritas pasar modal memutuskan
untuk bekerja bersama-sama dalam memastikan pengaturan pasar yang lebih baik,
baik paad tingkat domestic maupun internasional, untuk mempertahankan pasar
yang adil, efisien dan sehat :
1.
Saling menukarkan informasi berdasarkan pengalaman
masing-masing untuk mendorong perkembangan pasar domestic.
2.
Menyatukan upaya-upaya untuk membuat standard an
pengawasan efektif terhadap transaksi surat berharga internasional.
3.
Memberikan bantuan secara bersama-sama untuk memastikan
integritas pasar melalui penerapan standar yang ketat dan penegakan yang efektif
terhadap pelanggaran.
IOSCO telah
bekerja secara ekstensif dalam pengungkapan internasional dan standar akuntansi
memfasilitasi kemampuan perusahaan memperoleh modal secara efisien melalui
pasar global surat berharga. Tujuan utamanya adalah untuk memfasilitasi proses
yang dapat digunakan para penerbit saham kelas dunia untuk memperoleh modal
dengan cara yang paling efektif dan efisien pada seluruh pasar modal yang
terdapat permintaan investor. Komite ini bekerja sama dengan IASB, antara lain
dengan memberikan masukan terhadap proyek-proyek IASB.
Ø
Federasi
Internasional Akuntan (IFAC)
IFAC
merupakan organisasi tingkat dunia yang memiliki 159 organisasi anggota di 118
negara, yang mewakili lebih dari 2,5 juta orang akuntan. Didirikan tahun 1977,
dimana misinya adalah untuk mendukung perkembangan profesi akuntansi dengan
harmonisasi standar sehingga akuntan dapat memberikan jasa berkualitas tinggi
secara konsisten demi kepentingan umum.
Majelis IFAC,
yang bertemu setiap 2.5 tahun, memiliki seorang perwakilan dari setiap
organisasi anggota IFAC. Majelis ini memiliki suatu dewan, yang terdiri dari
para individu yang berasal dari 18 negara yang dipilih untuk masa 2.5 tahun.
Dewan ini, yang bertemu 2 kali setiap tahunnya, menetapkan kebijakan IFAC dan
mengawasi operasinya. Administrasi harian dilakukan oleh Sekretariat IFAC yang
berlokasi di New York, yang memiliki staf professional akuntansi dari seluruh
dunia.
Kebanyakan pekerjaan professional
IFAC dilakukan melalui komite tetap. Pada saat penulisan buku ini, komite tetap
terdiri dari :
1.
Badan standar audit dan asuransi internasional
2.
Kesesuaian
3.
Pendidikan
4.
Etika
5.
Akuntan professional dan bisnis
6.
Sector public
7.
Audit transnasional
Ø
Kelompok
Kerja Ahli antar Pemerintah Perserikatan bangsa-Bangsa atas standar
internasional akuntansi dan pelaporan, bagian dari konferensi Perserikatan
Bangsa-bangsa dalam Perdagangan dan pembangunan (ISAR)
ISAR dibentuk
pada tahun 1982 dan merupakan satu-satunya kelompok kerja antar pemerintah yang
membahas akuntansi dan audit pada tingkat perusahaan. Mandat khususnya adalah
untuk mendorong harmonisasi standar akuntansi nasional bagi perusahaan. ISAR
mewujudkan mandat tersebut melalui pembahasan dan pengesahan praktik terbaik,
termasuk yang direkomendasikan oleh IASB. ISAR merupakan pendukung awal atas
pelaporan lingkungan hidup dan sejumlah inisiatif terbaru berpusat pada tata
kelola perusahaan dan akuntansi untuk perusahaan berukuran kecil dan menengah.
Konvergensi
IFRS
Dunia akuntansi saat ini masih
disibukkan dengan adanya standar akuntansi yang baru yaitu Standar Akuntansi
Keuangan Internasional IFRS.
Tentang tujuan penerapan IFRS adalah
memastikan bahwa penyusunan laporan keungan interim perusahaan untuk
periode-periode yang dimasukkan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung
informasi berkualitas tinggi yang terdiri dari :
·
Memastikan bahwa laporan keuangan internal
perusahaan mmengandung infomasi berkualitas tinggi
·
Tranparansi
bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan
·
Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak
melebihi manfaat untuk para pengguna
·
Meningkatkan investasi
Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh adanya suatu
perubahan sistem IFRS sebagai standar global yatitu :
·
Pasar modal menjadi global dan modal investasi
dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan berarti. Standard pelaporan
keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan
memperbaiki efisiensi alokasi lokal
·
Investor
dapat membuat keputusan yang lebih baik
·
Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses
pengambilan keputusan mengenai merger dan akuisisi
·
Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas
pembuatan standard dapat disebarkan dalam mengembangkan standard global yang
berkualitas tertinggi.
Demikian peran regulator dalam
mensosialisasikan betapa besar tujuan dan manfaat yang diperoleh menuju ke IFRS
. "Perusahaan juga akan menikmati biaya modal yang lebih rendah,
konsolidasi yang lebih mudah, dan sistem teknologi informasi yang
terpadu," kata Patrick Finnegan, anggota Dewan Standar Akuntansi
International (International Accounting Standards Board/IASB), dalam Seminar
Nasional IFRS di Jakarta.
Perlunya
Harmonisasi Standar Akuntansi Indonesia
Indonesia perlu mengadopsi standar
akuntansi international untuk memudahkan perusahaan asing yang akan menjual
saham dinegara ini atau sebaliknya. Namun demikian untuk mengadopsi standar
international itu bukan perkara mudah karena memerlukan pemahaman dan biaya
sosialisasi yang mahal. Indonesia sudah melakukannya namun sifatnya baru
harmonisasi dan selanjutnya akan dilakukan full adoption atas standar
internasional tersebut. Adopsi standar akuntansi international tersebut
terutama untuk perusahaan publik. Hal ini dikarenakan perusahaan publik
merupakan perusahaan yang melakukan transaksi bukan hanya nasional tetapi juga
secara internasional. Jika terjadi jual beli saham di Indonesia atau
sebaliknya, tidak akan lagi dipersoalkan perbedaan standar akuntansi yang
dipergunakan dalam penyusunan laporan. Ada beberapa pilihan untuk melakukan
adopsi, menggunakan IAS apa adanya, atau harmonisasi. Harmonisasi adalah kita
yang menentukan mana saja yang harus diadopsi , sesuai dengan kebutuhan.
Contohnya adalah PSAK no 24, itu mengadopsi sepenuhnya IAS nomor 19. Standar
berhubungan dengan imbalan kerja atau employee benefit. Bapepam telah
memberikan sinyal kepada semua perusahaan go public tentang kerugian apa yang
akan kita hadapi bila kita tidak melakukan harmonisasi, Dalam pernyataannya
Bapepam menjelaskan bahwa kerugian yang berkaitan dengan pasar modal yang masuk
ke Indonesia, maupun perusahaan Indonesia yang listing di bursa efek di Negara
lain. Perusahaan Asing akan kesulitan untuk menterjemahkan laporan keuangannya
dulu sesuai standar nasional kita sebaliknya perusahaan Indonesia yang listing
di Negara lain, juga cukup kesulitan untuk membadingkan laporan keuangan sesuai
standar di Negara tersebut. Hal ini akan menghambat perekonomian dunia, dan
aliran modal akan berkurang dan tidak mengglobal.
Tantangan
dalam Konfergensi
Dalam rangka menyongsong
pemberlakuan Standar Akuntansi Keuangan yang sudah secara penuh menggunakan
standar akuntansi internasional (Konvergensi IFRS) pada awal tahun 2012,
Bapepam maupun lembaga keuangan lainnya memandang perlu untuk mengambil
langkah-langkah sosialisasi dini kepada publik mengenai dampak konvergensi IFRS
terhadap laporan keuangan . Saat ini perusahaan Indonesia masih menerapkan
standar laporan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Menghadapi
pengalihan ke IFRS, terdapat beberapa tantangan mendasar yang perlu dicermati
peran regulator terhadap perusahaan – perusahaan di Indonesia diantaranya
perubahan peraturan, pengukuran nilai wajar, penetuan dampak yang akan terjadi.
Sistem IT , konversi data historis, dan ketersediaan professional. Perubahan
atas perlakuan transaksi akuntansi tentunya akan signifikan, sehingga akan
terdapat amandemen regulasi tentang standar akuntansi. Namun yang perlu
dicermati, amandemen sejatinya yang dikeluarkan oleh Bapepam, Bank Indonesia,
Direktorat jenderal pajak dan juga IAPI. Peran Ditjen Pajak di bidang
perpajakan mengalami perubahan standar akuntansi terkait dengan perhitungan
penghasilan kena pajak perlu diatur oleh peraturan pelaksana Konvergensi IFRS
akan mengakibatkan beberapa perubahan akuntansi dari Ditjen Pajak tentang
keuntungan dan kerugian yang belum terealisasi dari instrument derivative akan
dinilai berdasarkan IFRS . Kerangka perpajakan yang berbeda memungkinkan
perlakuan yang berbeda pula. Hal yang paling utama akan berdampak pada
persediaan, manajemen aset, pajak tangguhan, pelaporan keuangan, pengakuan
pendapatan , pembelian dan lain-lain. Selain itu, konversi standar akuntansi
Indonesia terhadap IFRS akan berdampak juga pada beberapa praktek akuntansi
yang fundamental. Seperti konsep nilai wajar, pengungkapan keuangan aspek
penyajian kembali laporan keuangan, penentuan mata uang keuangan, dan lainnya
yang harus diketahui oleh semua organisasi maupun lembaga yang berperan dalam
proses adopsi IFRS. Sebagaian besar aspek bisnis dapat terpengaruh oleh adopsi
tersebut . Akibatnya, proses bisnis, sumber daya manusia, serta sistem operasi
akan terpengaruh atau berpotensi terkena dampaknya sejalan dengan adopsi IFRS.
Kesiapan
Adopsi IFRS
Indonesia saat ini belum mewajibkan
bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia menggunakan IFRS melainkan masih
mengacu kepada standar akuntansi keuangan lokal. Dewan Pengurus Nasional IAI
bersama-sama dengan Dewan Konsultatif SAK dan Dewan SAK serta peran regulator
yang terkait sepakat akan menerapkan standar akuntansi yang mendekati
konvergensi penuh kepada IFRS pada tahun 2012. Dengan kesiapan adopsi IFRS
sebagai standar akuntansi global yang tunggal, perusahaan Indonesia akan siap
dan mampu untuk bertransaksi, termasuk merger dan akuisisi (M&A), lintas
negara. Tercatat sejumlah akuisisi lintas negara telah terjadi di Indonesia,
misalnya akuisisi Philip Morris terhadap Sampoerna (Mei 2005), akuisisi
Khazanah Bank terhadap Bank Lippo dan Bank Niaga (Agustus 2005), ataupun UOB
terhadap Buana (Juli 2005). Sebagaimana yang dikatakan Thomas Friedman, “The
World is Flat”, aktivitas M&A lintas negara bukanlah hal yang tidak lazim.
Karena IFRS dimaksudkan sebagai standar akuntansi tunggal global, kesiapan
industri akuntansi Indonesia untuk mengadopsi IFRS akan menjadi daya saing di
tingkat global. Inilah keuntungan dari mengadopsi IFRS.
Bagi pelaku bisnis pada umumnya,
pertanyaan dan tantangan tradisionalnya: apakah implementasi IFRS membutuhkan
biaya yang besar? Belum apa-apa, beberapa pihak sudah mengeluhkan besarnya
investasi di bidang sistem informasi dan teknologi informasi yang harus dipikul
perusahaan untuk mengikuti persyaratan yang diharuskan. Jawaban untuk
pertanyaan ini adalah jelas, adopsi IFRS membutuhkan biaya, energi dan waktu
yang tidak ringan, tetapi biaya untuk tidak mengadopsinya akan jauh lebih
signifikan. Komitmen manajemen perusahaan Indonesia untuk mengadopsi IFRS
merupakan syarat mutlak untuk meningkatkan daya saing perusahaan Indonesia di
masa depan.
Perbedaan
Antara Harmonisasi dan Standarisasi
Harmonisasi
o
Proses
untuk meningkatkan kompabilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan
menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat
beragam
o
Tidak menggunakan pendekatan satu ukuran untuk
semua
o
Tetapi mengakomodasi beberapa perjanjian dan
telah mengalami kemajuan yang besar secara internasional dalam tahun-tahun
terakhir
o
Hamonisasi jauh lebih fleksibel dan terbuka
Standarisasi
o
Penetapan
sekelompok aturan yang kaku dan sempit
o
Penerapan
satu standar atau aturan tunggal dalam segala situasi
o
Standarisasi tidak mengakomodasi
perbedaan-perbedaan antarnegara
o
Lebih sukar untuk diimpelemntasikan secara
internasional
Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi :
1.
Standar akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan
pengungkapannya)
2.
Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan
publik terkait dengan penawaran surat berharga dan pencatatan pada bursa efek,
dan
3.
Standar audit
Keuntungan Harmonisasi Internasional
o
Bahasa
Mereka yang menggunakan bahasa Inggris
sebagai bahasa Ibu mungkin merasa beruntung bahwa Inggris menjadi bahasa kedua
yang sangat banyak digunakan di seluruh dunia.
o
Harmonisasi
perpajakan dan sistem jaminan sosial
Keuntungan : Kalangan usaha akan mengalami manfaat yang cukup besar dalam
perencanaan, biaya sistem dan pelatihan, dan sebagainya dari harmonisasi.
Kerugian : Perpajakan dan sistem jaminan sosial memiliki pengaruh yang kuat
terhadap efisiensi ekonomi. Sistem yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda.
Kemampuan untuk membandingkan cara kerja pendekatan yang berbeda di negara yang
berbeda menyebabkan negara-negara mampu melakukan peningkatan sistem mereka
masing-masing. Negara-negara saling berkompetisi dan kompetisi memaksa mereka
untuk mengadopsi sistem yang efisien melalui beroperasinya semacam kekuatan
pasar. Persetujuan atas sistem perpajakan yang satu akan menjadi seperti
pendirian kartel dan akan menghilangkan manfaat yang akan diperoleh dari
kompetisi antar negera.
Sebuah tulisan yang terbaru juga
mendukung adanya GAAP global yang terharmonisasi. Manfaatnya:
1.
Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat
bergerak di seluruh dunia tanpa hambaran berarti. Standar pelaporan keuangan
berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan
memperbaiki efisiensi alokasi modal.
2.
Investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih
baik, portofolio akan lebih beragam dan risiko keuangan berkurang
3.
Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses
pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan akuisisi
4.
Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan
standar dapat disebarkan dalam mengembangkan standar global yang berkualitas
tinggi.
Harmonisasi
Akuntansi Meksiko
Meksiko merupakan Negara berbahasa
Spanyol dengan penduduk terbanyak di dunia. Meksiko memiliki secara umum
perekonomian pasar bebas. Perusahaan yang dimiliki atau dikendalikan pemerintah
mendominasi perminyakan dan sarana umum, sedangkan perusahaan swasta
mendominasi industri manufaktur, konstruksi, pertambangan, hiburan dan jasa.
Pemerintah juga melakukan privatisasi kepemilikannya dalam industri-industri
yang tidak strategis. Reformasi ekonomi pasar bebas selama tahun 1990-an
membantu mengurangi inflasi, meningkatkan tingkat pertumbuhan ekonomi, dan
memberikan fundamental ekonomi yang lebih sehat. Perjanjian yang paling penting
untuk Meksiko adalah Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara ( North
American Free Trade Agreement – NAFTA ) yang ditandatangani dengan Kanada dan
Amerika Serikat tahun 1994.
Meksiko merupakan perekonomian ke-9
terbesar di dunia (dalam hal PDB). Berdasarkan standar internasional masih
relatif kecil, karena perusahaan lebih menyukai untuk memperoleh modal melalui
utang dibanding dengan ekuitas. Mengingat dominasi perusahaan yang dikontrol
keluarga, perusahaan-perusahaan meksiko tradisional menjaga informasinya dan
merahasiakan pelaporan keuangan. Ciri penting lain akuntansi meksiko adalah
penggunaan akuntansi tingkat harga umum yang komprehensif sebagai dasar
pengukuran. Meksiko juga berkomitmen terhadap harmonisasi dengan IAS/IFRS.
Meksiko semakin melihat tuntutan IASB atas sejumlah masalah akuntansi,
khususnya apabila tidak terdapat standar Meksiko yang membahasnya.
Standar akuntansi di Meksiko
memperbolehkan perusahaan untuk menyesuaikan nilai persediaannya terhadap laju
inflasi, dan kebanyakan negara lain melarang hal tersebut.
Untuk mencegah munculnya
permasalahan-permasalahan yang diakibatkan adanya perbedaan dalam standar
akuntansi yang digunakan oleh berbagai negara, Dewan Komite Standar Akuntansi
Internasional (Board of IASC) yang didirikan pada tahun 1973 mengeluarkan
standar akuntansi internasional (IAS). Keluarnya IAS tersebut diikuti dengan
beberapa intepretasi tentang IAS dalam bentuk SIC (Standing Intepretation
Committee).
Perkembangan selanjutnya adalah IASC
membentuk IASC Foundation. Melalui IASC Foundation tersebut pengembangan
standar akuntansi dan standar pelaporan memasuki tahap baru. Tahapan baru dalam
pengembangan standar akuntansi dan pelaporan tersebut adalah dengan dibentuknya
beberapa badan yang ada di bawah IASC Foundation. Beberapa badan bentukan IASC
Foundation adalah
(a) IASB
(International Accounting Standard Board)
(b) IFRIC
(International Financial Reporting Committee)
(c) SAC
(Standard Advissory Committee).
IASB berperan dalam menerbitkan
standar akuntansi yang baru dengan meperhatikan masukan dari SAC. IFRIC
berperan memberikan inteprestasi atas standar yang dikeluarkan oleh IASB.
Langkah IASB selain menerbitkan standar baru adalah merevisi dan mengganti
standar-standar lama yang telah ada sebelumnya. Standar-standar yang
dikeluarkan oleh IASB tersebut kemudian diberi nama IFRS (Internastional Financial
Reporting Standard). IFRS dapat berisi standar yang menggantikan standar yang
sebelumnya atau standar yang memang benar-benar baru.
Standar tersebut, IFRS dan IAS,
menjadi acuan atau diadopsi langsung oleh para penyusun standar di tiap-tiap
negara yang ingin merevisi standar mereka agar sesuai dengan standar yang
berlaku secara internasional. Standar yang telah dibuat oleh penyusun standar
tersebut, yang mungkin telah mengacu pada IFRS dan IAS, kemudian dijadikan
sebagai pedoman dalam pencatatan akuntansi bagi perusahaan-perusahaan yang
berada dalam wilayah berlakunya standar tersebut.
Dalam kaitannya dengan standar
internasional, terdapat beberapa macam langkah yang dilakukan oleh banyak
negara sehubungan dengan perbedaan dengan standar yang mereka buat sebelumnya.
Secara garis besar langkah-langkah yang dapat diambil tersebut dapat dibagi
menjadi harmonisasi dan konvergensi.
Harmonisasi merupakan proses untuk
meningkatkan komparabilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan
batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam. Secara
sederhana pengertian harmonisasi standar akuntansi dapat diartikan bahwa suatu
negara tidak mengikuti sepenuhnya standar yang berlaku secara internasional.
Negara tersebut hanya membuat agar standar akuntansi yang mereka miliki tidak
bertentangan dengan standar akuntansi internasional.
Harmonisasi fleksibel dan terbuka
sehingga sangat mungkin ada perbedaan antara standar yang dianut oleh negara
tersebut dengan standar internasional. Hanya saja diupayakan perbedaan dalam
standar tersebut bukan perbedaan yang bersifat bertentangan. Selama perbedaan
tersebut tidak berlawanan standar tersebut tetap dipakai oleh negara yang
bersangkutan.
Konvergensi dalam standar akuntansi
dan dalam konteks standar internasional berarti nantinya ditujukan hanya akan
ada satu standar. Satu standar itulah yang kemudian berlaku menggantikan
standar yang tadinya dibuat dan dipakai oleh negara itu sendiri. Sebelum ada
konvergensi standar biasanya terdapat perbedaan antara standar yang dibuat dan
dipakai di negara tersebut dengan standar internasional.
Konvergensi standar akan menghapus
perbedaan tersebut perlahan-lahan dan bertahap sehingga nantinya tidak akan ada
lagi perbedaan antara standar negara tersebut dengan standar yang berlaku
secara internasional
a. Regulasi
dan Penegakan Aturan Akuntansi
Hukum
komersial meksiko dan hukum pajak penghasilan berisi ketentuan-ketentuan
mengenai pembuatan ringkasan catatan akuntansi tertentu dan penyusunan laporan
keuangan, namun pengaruh keduanya terhadap pelaporan keuangan secara umum
terbilang minimal. Institut Akuntan Publik Meksiko menerbitkan standar
akuntansi dan auditing di Meksiko. Standar akuntansi dikembangkan oleh Komisi
Prinsip akuntansi yang berada dibawah institut tersebut, sedangkan standar
auditing merupakan tanggung jawab Komisi Prosedur dan Standar Auditing. Profesi
akuntansi di Meksiko cukup dewasa, terorganisasi dengan baik, dan sangat
dihargai oleh masyarakat bisnis.
Meskipun
sistem hukumnya didasarkan pada hukum sipil, penetapan standar akuntansi di
Meksiko menggunakan pendekatan Inggris- Amerika, atau Anglo-Saxon dan bukan
pendekatan Eropa Kontinental. Standar akuntansi diakui memiliki kewenangan oleh
pemerintah secara khusus oleh Komisi Pasar Modal dan Perbankan Nasional, yang
mengatur Bursa Efek Meksiko. Prinsip akuntansi Meksiko tidak membedakan antara
perusahaan besar dan kecil dan diterapkan untuk seluruh bentuk badan usaha.
Komisi Pasar Modal dan Perbankan Nasional mengeluarkan aturan untuk perusahaan
yang sahamnya tercatat, yang umumnya membatasi pilihan-pilihan tertentu dalam
prinsip akuntansi yang diterima secara umum.
Seluruh
perusahaan yang didirikan menurut hukum Meksiko (sociedades anonimas) harus
menunjuk setidaknya seorang auditor wajib untuk menyusun laporan keuangan
tahunan kepada pemegang saham. Perusahaan atau kelompok usaha konsolidasi yang
memenuhi kriteria ukuran tertentu harus menyampaikan laporan audit kepatuhan
pajak setiap tahunnya kepada Departemen Audit Pajak Federal Kementrian Keuangan.
Laporan tersebut terdiri dari Laporan Keuangan yang diaudit, skedul tambahan
dan pernyataan auditor bahwa tidak ada kesalahan yang terlihat
b. Pelaporan
Keuangan.
Tahun fiskal
perusahaan Meksiko harus bersamaan dengan tahun kalender. Laporan keuangan konsolidasi
komparatif harus disusun, terdiri dari :
Ø Neraca
Ø Laporan Laba Rugi
Laporan keuangan harus disesuaikan terhadap inflasi. Pengaruh penyesuaian
tersebut disajikan dalam laporan perubahan ekuitas pemegang saham. Format
laporan perubahan posisi keuangan mirip dengan laporan arus kas dan dibagi
menjadi aktivitas operasi, investasi dan pembiayaan. Namun demikian, karena
disajikan dalam Peso harga konstan,” arus kas “ yang dihasilkan tidak
mencerminkan arus kas sebagaimana yang dipahami berdasarkan akuntansi biaya
historis.
Ø Laporan perubahan Equitas Pemegang
Saham
Ø Laporan perubahan posisi keuangan\
Ø Catatan
Catatan
merupakan bagian integral laporan keuangan (yang dibahas oleh laporan auditor)
dan mencakup berikut ini :
§
Kebijakan akuntansi perusahaan.
§
Komitmen pembelian aktiva dalam jumlah besar
atau berdasarkan kontrak sewa guna usaha.
§
Detail utang jangka panjang dan kewajiban dalam
mata uang asing.
§
Pembatasan terhadap deviden.
§
Jaminan.
§
Program pensiun karyawan.
§
Transaksi dengan pihak berhubungan istimewa.
§
Pajak Penghasilan.
Pengukuran
Akuntansi
Ada beberapa metode yang digunakan
dalam pengukuran akuntansi antara lain:
Metode ekuitas digunakan untuk
apabila terdapat pengaruh, tetapi bukan kendali yang umumnya berarti besarnya
kepemilikan berkisar antara 10 hingga 50 %.
Usaha patungan dapat
dikonsolidasikan secara proporsional atau dicatat dengan menggunakan metode
ekuitas. Meksiko telah mengadopsi Standar Akuntansi Internasional no. 2
mengenai transaksi mata uang asing.
Metode akuntansi pembelian dan
penyatuan kepemilikan untuk penggabungan usaha dapat digunakan, tergantung pada
keadaannya.Jika mayoritas pemegang saham perusahaan yang diakuisisi tidak terus
mempertahankan kepemilikan dalam usaha tersebut maka metode pembelian yang
digunakan, jika ya, metode penyatuan kepemilikan yang digunakan.
Goodwill merupakan kelebihan harga
pembelian dari nilai kini aktiva bersih yang diperoleh.. Goodwill tersebut
diamortisasi terhadap laba selama periode ekspektasi manfaat yang dibatasi
selama 20 tahun. Akuntansi tingkat harga umum digunakan di meksiko.
Biaya historis aktiva non-moneter
disajikan ulang dalam peso berdasarkan daya beli terkini dengan menerapkan
faktor yang diambil dari Indeks Harga Konsumen Nasional (NCIP). Komponen
ekuitas pemegang saham juga dinyatakan ulang dengan menggunakan NCIP.
Keuntungan dan kerugian yang berasal
dari kepemilikan aktiva dan kewajiban moneter dimasukkan dalam laba periode
kini, tetapi pengaruh penyajian ulang dimasukkan ke dalam ekuitas pemegang
saham.
Harga penjualan dan beban depresiasi
dinyatakan dalam peso harga konstan dalam laporan laba rugi, yang konsisten
dengan perlakuan persediaan dalam aktiva tetap. Sebuah aktiva tetap berwujud
didepresiasikan selama masa manfaatnya. Sebuah aktiva tidak berwujud
diamortisasi selama masa manfaatnya kecuali jika masa manfaatnya tidak
terbatas, dan dilakukan uji penurunan nilai tiap tahunnya.
Biaya penelitian dibebankan pada
saat terjadinya. Sedangkan biaya pengembangan dikapitalisasikan dan
diamortisasikan apabila kelayakan teknologi telah dipastikan. Sewa guna usaha
diklasifikasikan sebagai pembiayaan atau operasi biasa, sedangkan pembayaran
sewa dari sewa guna usaha biasa dibebankan dalam laporan laba rugi.
Kerugian kontinjensi diakru apabila
mungkin terjadi dalam besarnya dapat diukur. Cadangan kontinjensi umum tidak
dapat diperkenankan dalam GAAP Meksiko. Pajak tangguhan dibentuk secara penuh,
dengan metode kewajiban. Biaya pensiun karyawan, premi senioritas dan
pembayaran pemberhentian karyawan diakru pada saat berjalan jika jumlahnya
dapat diestimasikan secara memadai berdasarkan perhitungan aktuarial. Cadangan
wajib ( hukum ) dibuat dengan mengalokasikan 5% dari laba tiap tahunnya hingga
cadangan besarnya mencapai 20% dari nilai modal saham yang beredar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar