OECD:
2013, Ekonomi Global Alami Penurunan
PARIS,
KOMPAS.com - Pertumbuhan
ekonomi global pada 2013 diperkirakan akan mengalami penurunan tajam. Krisis
utang zona euro tetap menjadi ancaman terbesar bagi ekonomi
dunia. Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD)
memangkas prospek untuk 34 anggotanya pada 2013 menjadi 1,4 persen dari tingkat
yang diperkirakan sebelumnya sebesar 2,2 persen.
Dalam
laporan outlook economic, Selasa (27/11/2012) waktu setempat, OECD
menyebutkan, pemulihan yang belum stabil dan tidak merata masih akan
terjadi dalam dua tahun kedepan.
Ancaman
lain terhadap aktivitas bisnis di seluruh dunia adalah potensi bencana
kebuntuan anggaran di Amerika Serikat, di mana kenaikan pajak otomatis dan
pemotongan belanja akan berlaku pada Januari, kecuali anggota parlemen Demokrat
dan Republik dapat mencapai sebuah kompromi.
Oleh
karena itu nasib ekonomi dunia tahun depan sebagian besar bergantung pada
kemampuan para pemimpin politik di Eropa dan Amerika Serikat untuk menangani
kombinasi yang melumpuhkan dari utang yang tidak berkelanjutan dan kegiatan
usaha yang sempit.
OECD
menurunkan estimasinya untuk pertumbuhan tahun ini dan berikutnya bagi Amerika
Serikat dan Jepang, dan datanya yang menunjukkan bahwa resesi zona euro bisa
lebih dalam dari perkiraan terakhir pada Mei.
Secara
keseluruhan ekonomi 34-anggota OECD ini diperkirakan tumbuh sebesar 1,4 persen
pada 2012 dan 2013, kemudian meningkat ke kecepatan 2,3 persen pada 2014.
Pengangguran diperkirakan akan meningkat dari 8,0 persen tahun ini menjadi 8,2 persen pada 2013 sebelum turun kembali menjadi 8,0 persen pada 2014.
Pengangguran diperkirakan akan meningkat dari 8,0 persen tahun ini menjadi 8,2 persen pada 2013 sebelum turun kembali menjadi 8,0 persen pada 2014.
Sementara
itu, inflasi akan menurun dari 2,1 persen pada 2012, menjadi 1,7 persen
tahun depan, dan kemudian naik tipis menjadi 1,9 persen pada 2014.
"Prospek
ekonomi sangat tidak menentu dan sangat tergantung pada risiko terkait dengan
sifat dan waktu keputusan kebijakan yang berkaitan dengan krisis kawasan euro,
(dan) jurang fiskal AS," kata analis OECD mengacu pada tenggat waktu
anggaran Washington yang semakin dekat.
Mereka
menunjuk ke jatuhnya kepercayaan rumah tangga dan bisnis yang menyebabkan hasil
utang dan mengatakan iklim juga suram karena "-pengangguran tetap tinggi
atau bahkan meningkat lebih lanjut di banyak negara.
Negara
berkembang seperti di Brazil, China dan India, yang bukan anggota OECD, akan
jauh lebih baik, tetapi tetap akan terimbas krisis kawasan euro yang telah
melemahkan perdagangan global. "Perdagangan dunia akan menguat secara
bertahap selama dua tahun ke depan," sebut OECD.
OECD
memperkirakan AS, sebagai ekonomi terbesar dunia, bakal tumbuh 2,2 persen tahun
ini dan 2,0 persen pada 2013, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya
pada Mei sebesar 2,4 persen dan 2,6 persen.
Untuk
Jepang, produk domestik bruto (PDB) sekarang diperkirakan akan tumbuh sebesar
1,6 persen tahun ini dan 0,7 persen tahun depan, turun dari 2,0 persen dan 1,5
persen.
Sementara
ekonomi zona euro berkontraksi sebesar 0,4 dan 0,1 persen. Perkiraan OECD
sebelumnya zona euro mengalami penurunan 0,1 persen tahun ini dan pertumbuhan
0,9 persen pada 2013.
Di luar
OECD, pertumbuhan di Brazil dari 2012 hingga 2014 ditempatkan pada 1,5 persen,
4,0 persen dan 4,1 persen, di China sebesar 7,5 persen, 8,5 persen dan 8,9
persen, serta di India pada 4,4 persen, 6,5 persen dan 7,1 persen.
Zona
euro akan memiliki pengangguran tertinggi, dengan tingkat 11,1 persen dan 11,9
persen dari angkatan kerja, meningkat dari perkiraan sebelumnya 10,8 persen dan
11,1 persen.
Sumber :
Komentar :
Pendapat
saya tentang artikel di atas yaitu Organisasi untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (OECD
- Organisation for Economic Co-operation and Development) merupakan
sebuah organisasi internasional dengan tiga puluh
negara yang menerima prinsip demokrasi perwakilan dan ekonomi pasar bebas.
Berawal tahun 1948
dengan nama Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi Eropa (OEEC - Organisation for European Economic Co-operation),
dipimpin oleh Robert Marjolin dari
Perancis, untuk membantu menjalankan Marshall Plan,
untuk rekonstruksi Eropa
setelah Perang Dunia II. Kemudian, keanggotaannya
merambah negara-negara non-Eropa, dan tahun 1961, dibentuk kembali
menjadi OECD oleh Konvensi
tentang Organisasi untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi. Kegiatannya dijalankan melalui badan pelaksana, Dewan OECD,
dan sebuah jaringan yang terdiri dari 200 komite dan kelompok kerja.
Publikasinya yang bernama Financial Market Trends, yang diterbitkan 2 kali
dalam setahun, membahas tren dan prospek dalam pasar keuangan internasional dan
domestik utama yang ada dalam wilayah anggota OECD.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar