Rabu, 19 Juni 2013

TUGAS SOFTSKILL AKUNTANSI INTERNASIONAL 6

NAMA : HILDA MEILYANA
KELAS : 4EB11
NPM : 24209763


Kampanye redenominasi 'dengan dangdut dan wayang'

Pemerintah dan Bank Indonesia memulai agenda konsultasi publik perdananya untuk menggolkan rencana redenominasi mata uang rupiah seiring pengajuan RUU Redenominasi yang telah diterima DPR.

RUU Redenominasi kini menunggu pembahasan DPR namun telah masuk dalam daftar prioritas pembahasan Program Legislasi Nasional (Prolegnas).
Dalam penjelasannya Menteri Keuangan Agus Martowardojo dan Gubernur BI Darmin Nasution mengatakan redenominasi perlu dilakukan karena transaksi keuangan yang makin meningkat membuat jumlah digit mata uang yang digunakan dalam bertransaksi semakin banyak. Kedua pejabat menggarisbawahi munculnya potensi inefisiensi akibat penggunaan angka tersebut.

Menkeu Agus Marto Wardojo menggarisbawahi angka nol yang terlalu banyak pada mata uang rupiah saat ini dibanding mata uang lain juga berpengaruh 'terhadap persepsi rendahnya nilai rupiah' diantara mata uang global.
Sementara Gubernur Darmin Nasution menegaskan tak perlu ada kekhawatiran redenominasi gagal karena Indonesia 'telah memenuhi prasyarat dengan kondisi ekonomi yang stabil beberapa tahun ke depan', tuturnya seperti disampaikan pada publik dan media di Hotel Borobudur Jakarta menandai dimulainya proses sosialisasi.
Humas Bank Indonesia Difi Johansyah mengatakan kunci keberhasilan sosialisasi ada pada pemahaman bahwa redenominasi tidak sama dengan sanering.

"Kalau redenominasi sama dengan mengurangi tiga angka nol di belakang mata uang rupiah sehingga tidak mengubah nilai, tapi kalau sanering jelas pemotongan nilai mata uang," jelasnya pada Dewi Safitri dari BBC Indonesia.
Bank Indonesia menurut Difi optimistis kampanye berhasil karena sudah mulai digulirkan sejak tahun 2010 yang dilanjutkan dengan penyusunan RUU Redenominasi antara pemerintah dibantu BI.

'Pesta rakyat'

Bank Indonesia dalam berbagai pernyataan menyebit redenominasi yang berhasil akan membawa efek positif bagi perekonomian. Selain transaksi jadi lebih ringkas, langkah juga akan berdampak pada terangkatnya sentimen positif pengguna rupiah.
"Inti pesannya adalah menyetarakan nilai mata uang kita dengan yang lain. Kalau harga satu botol air kemasan di Singapura 1 dollar, di Malaysia 1 ringgit ya disini biar 1 rupiah, kira-kira begitu," kata Difi.

Rupiah selama ini kerap menjadi bahan olok-olok warga asing karena dianggap terlalu 'boros' dalam angka nol.
"Itu lihat saja bule kalau datang, sambil pegang uang rupiah dia ketawa 'I am rich, I am rich'," tambahnya.

Upaya sosialisai akan dilakukan maksimal termasuk dengan pesta rakyat dalam bentuk mulai dari panggung musik dangdut sampai pertunjungan wayang kulit.
"Sasaran utama kita adalah masyarakat yang belum tahu, kurang informasi. Para lansia, pensiunan, petani, mereka ini banyak berada di pedesaan kan."
Sejumlah media menulis untuk kebutuhan kampanye ini, bank sentral akan mengeluarkan dana hingga Rp200 miliar untuk setahun.

Pemrintah mengusulkan masa transisi nilai mata uang baru berlangsung selama lima tahun sehingga mata uang seperti berlaku saat ini baru akan diganti sepenuhnya dengan yang baru pada 2016.
Saat itu diperkirakan pecahan kecil termasuk sen dalam uang rupiah akan muncul kembali setelah selama ini hilang sama sekali dari peredaran publik.
Redenominasi juga pernah dilakukan Turki, Polandia, Ukraina dan Rumania saat hendak bergabung dengan Uni Eropa. Menurut BI langkah negara-negara tersebut sukses ditandai dengan proses yang tanpa gejolak dan keberhasilan memperketat inflasi dibawah 10% per tahun.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar