Jumat, 21 Oktober 2011

Ir. Soekarno


Soekarno (Bung Karno) merupakan Presiden RI pertama (1945-1966). Ia menganut ideology pembangunan “berdiri di atas kaki sendiri”. Proklamator yang lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 ini dengan gagah menolak bantuan Amerika Serikat dan negara kapitalis lainnya.

            Bung Karno adalah anak seoarang bangsawan Jawa, ayahnya bernama Soekerni Sosrodiharjo (Jawa), sedangkan ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai (Bali). Nama kecil Bung Karno yaitu Kusno. Masa kecilnya memang sudah diisi dengan semangat kemandirian. Ia hanya beberapa tahun hidup dengan orang tuaanya di Blitar.

            Semasa SD hingga tamat, ia tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said Tjokroaminoto, sang politisi kawakan pendiri Sarekat Islam (SI). Setelah lulus SD, ia melanjutkan sekolah di Hoogere Burger School (HBS). Saat belajar di HBS, ia telah menggembleng jiwa nasionalismenya. Selepas lulus dari HBS, ia pindah ke Bandung dan melanjutkan studinya di Technische Hooge School (THS) atau Sekolah Teknik Tinggi yang sekarang menjadi Institut Teknologi Bandung (ITB).

            Ia adalah perumus ajaran Marhaenisme dan mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) pada tanggal 4 Juli 1927 dengan tujuan Indonesia merdeka. Akibatnya, penjajah Belanda menjebloskannya ke penjara Sukamiskin, Bandung, pada tanggal 29 Desember 1929. Delapan  bulan kemudian, ia baru disidangkan. Dalam pembelaanya berjudul Indonesia menggugat, ia dengan gagah berani mengkritik kejahatan penjajah Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju. Pembelaanya tersebut membuat Belanda semakin marah, sehingga pada bulan Juli 1930, PNI dibubarkan.

            Pada tahun 1931, Bung Karno dibebaskan. Setelah bebas, ia kemudian bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo) dan mennjadi pemimpin partai tersebut. Akibatnya, pada tahun 1933 ia kembali ditangkap dan dibuang ke Ende, Flores. Flores merupakan  puncak penganiayaan baginya. Di sana ia sempat terkena penyakit malaria yang parah sehingga ia tidak bisa bangkit dari tempat tidurnya. Empat tahun kemudian, ia dipindahkan ke Bengkulu.

            Setelah melalui perjuangan yang sangat panjang, Bung Karno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia bersama-sama Mohammad Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945. sebelumnya, ia juga telah berhasil merumuskan dasar negara Pancasila. Ia sangat berupaya untuk mempersatukan  bangsa Indonesia.

            Pada saat terjadi pemberontakan G 30 S/PKI, Indonesia mengalami krisis politik yang sangat hebat. Pada tanggal 11 Maret 1966, Soekarno selaku Presiden RI mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) kepada Soeharto untuk mengendalikan situasi. Tapi, inilah awal kejatuhannya. Sebab, Soeharto menggunakan Supersemar tersebut membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan merebut simpati para politisi dan mahasiswa. MPR mengukuhkan Supersemar itu dan menolak pertanggung jawaban Soekarno serta mengangkat Soeharto sebagai Presiden.

            Kemudian Bung Karno “dipenjarakan” di Wisma Yaso, Jakarta. Kesehatannya terus memburuk. Akhirnya, pada hari Minggu, 21 Juni 1970 ia meniggal dunia di RSPAD. Yang Mulia Pemimpin Revolusi ini dimakamkan di Blitar dekat dengan makam ibundanya.



(sumber:tokohindonesia.com)     
           
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar