Jumat, 21 Oktober 2011

Perkembangan Islam di Indonesia


A. Proses Masuknya Islam ke Indonesia

Cara perkembangan dan penyebaran agama islam di Indonesia adalah dengan cara damai, cara-cara tersebut juga digunakan para ulama dan dai untuk menyiarkan agama islam. Penyebaran ini didukung oleh hubungan perdagangan antara pedagang islam dengan bangsawan pribumi. Memalui hubungan itulah islam diterima oleh masyarakat.

Perkembangan dan penyebaran agama islam membangkitkan umat islam mempunyai peranan penting dalam integrasi umat islam di Indonesia pada abad ke-16 sampai dengan abad ke-19 M. Peranan ulama dalam integrasi tersebut dapat dilihat dalam bidang politik, sosial budaya, dan kehidupan ekonomi.


1. Jalur penyebaran Islam ke Indonesia

Melalui berbagai cara pendekatan yaitu sebagai berikut,

a. Jalur perkawinan
Dari segi ekonomi para pedagang muslim memiliki status sosial lebih tinggi dari pada pribumi, mereka menikahi putri-putri Indonesia yang terikat dengan syarat-syarat harus masuk islam sebelum akad nikah.

b. Jalur perdagangan
Kesibukan lalu lintas perdagangan abad 7-16 membuat pedagang muslim turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri barat. Selama berdagang, para pedagang disertai mubaligh yang khusus untuk menyebarkan islam.

c. Jalur kesenian
Penyebaran ini paling terkenal adalah melalui pertunjukan wayang, konon Sunan Kalijaga adalah tokoh ahli dalam memainkan wayang.

d. Jalur tasawuf
Penyebaran cara ini lebih mudah diterima, terutama untuk orang-orang yang sebelumnya telah mempunyai dasar-dasar ajaran ketuhanan.

e. Jalur politik
Penyebaran agama dapat berhasil setelah rajanya masuk islam yang diikuti rakyatnya.

f. Jalur kekuasaan
Penyebaran islam secara aktif di Nusantara ini berbarengan dengan kemunduran Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit. Raja-raja di daerah melepaskan diri dari pusat berkat kerjasama ekonomi dengan pedagang-pedagang muslim tersebut. Kemudian mereka tertarik dan memeluk islam. Dengan islamnya para penguasa memudahkan penyebaran islam berikutnya.
Agama islam masuk dan berkembang ke Indonesia dengan cara damai sesuai dengan kehendak islam sendiri tanpa peperangan dan penaklukan. Setelah agama islam diterima masyarakat Nusantara terjadilah proses islamisasi.

Penyebaran agama islam berjalan terus dari daerah ke daerah lain, sehingga dalam waktu yang relatif singkat sudah merata ke seluruh Indonesia.

Sebab-sebab islam mudah diterima :
  1. tidak ada sistem kasta
  2. kelemahan Kerajaan Majapahit
  3. dalam penyampaiannya menyelesaikan keadaan penduduk


2. Timbulnya kerajaan-kerajaan islam di Indonesia

Di antara kerajaan-kerajaan islam yang pernah berdiri di Indonesia adalah sebagai berikut

a. Kerajaan Islam Samudra Pasai
Kerajaan ini merupakan hasil islamisasi di daerah pantai yang pernah disinggahi pedagang muslim.
Raja-rajanya adalah sebagai berikut :
  1. Al Malikush  Shalih
  2. Al Malikuzh Zhahir I
  3. Al Malikuzh Zhahir II
  4. Zainal Abidin

b. Kerajaan Islam Aceh Darussalam
Kerajaan ini berdiri dari abad 15, raja-rajanya adalah sebagai berikut,
  1. Ali Mughayat Syah
  2. Sultan Shalaudin
  3. Riayat Syah
  4. Husin
  5. Mansyur Syah
  6. Iskandar Muda

c. Kerajaan Islam Demak
Didirikan atas prakarsa para wali. Mereka sepakat mengangkat Raden Fatah sebagai rajanya, kemudian diganti oleh putranya bernama Pati Unus/Pangeran Sabrang Lor, ketika masih berumur 17 tahun pada tahun 1907.

d. Kerajaan Islam Pajang
Kesultanan Pajang merupakan kelanjutan dari kerajaan islam Demak. Sultan pertamanya adalah Joko Tingkir, baginda bergelar Sultan Hadiwijaya.

e. Kerajaan Islam Mataram
Raja pertamanya adalah Senopati Mataram, berkuasa sampai tahun 1601 M. Sepeninggalan ia digantikan putranya bernama Seda Ing Krapyak, lalu digantikan Sultan Agung (1613-1646).

f.  Kerajaan Islam Cirebon
Kerajaan ini didirikan oleh Sunan Gunung Jati Cirebon, kerajaan ini merupakan kerajaan yang pertama di Jawa Barat. Setelah wafat digantikan oleh cicitnya yang bergelar Pangeran Ratu, kemudian digantikan oleh putranya Panembahan Girilaya.

g. Kerajaan Islam Banten
Setelah kerajaan Banten dikuasai oleh Sunan Gunung Jati, kekuasaan diberikan kepada putranya yaitu Sultan Hasanudin sebagai raja.

h. Kerajaan Islam Sulawesi
Di bawah pemerintahan Sultan Baabullah Islam dapat berkembang.


3. Masuknya islam ke Indonesia

a. Islam di Sumatra
Menurut Ismail Ya’kub, islam di Sumatra tersebar dari Pasai ketiga penjuru. Pertama kejurusan Pidie, Aceh Besar, Daya, Trumon, Barus, Pariaman, dan daerah-daerah sepanjang pesisir pantai Sumatra. Kedua, Kepulauan Malak dan sekitarnya. Ketiga, ke arah pesisir utara Pulau Sumatra dan Jawa.

b. Islam di Jawa
Penyebaran islam banyak dilakukan oleh mubaligh dari Jawa.
Di Jawa agama islam mengalami perkembangan pesat di masa kemunduran Majapahit.
Penyebarannya dilakukan oleh para wali sanga, mereka itu adalah sebagai berikut,

1. Maulana Malik Ibrahim
Beliau sebagai wali tertua dan sebagai pencipta pondok pesantren pertama, beliau dijuluki sebagai bapak walisangan, menyebarkan agama islam dengan cara mendekati pergaulan anak negeri. Beliau wafat dan dimakamkan di Gresik pada tahun 1419.

2. Raden Rahmat/Sunan Ampel
Beliau adalah putra penerus cita-cita ayahnya, Maulana Malik Ibrahim, ibunya bernama Dewi Candra Wulan dari Campa (Kamboja). Beliau berdakwa di daerah Ampeldenta, menyebarkan agama islam dengan membuka pondok pesantren sebagai tempat mendidik kader/pemuda islam. Beliau wafat dan dimakamkan di Masjid Ampel, Surabaya.

3. Raden Makhdum Ibrahim/Sunan Bonang
Beliau adalah putra Sunan Ampel. Beliau menyebarkan agama islam di pesisir utara Jawa Timur. Beliau mendirikan pondok pesantren dan menciptakan gendhing dharma serta mengganti nama dari nahas menurut kepercayaan Hindu dengan nama nabi-nabi dan malaikat. Setelah wafat dimakamkan di Tuban.

4. Raden Paku/Sunan Giri
Beliau putra Maulana Ishak, ibunya Dewi Sekardadu, putri Raja Blambangan. Maulana Ishak adalah ulama, penyebar agama islam yang berasal dari Samudra Pasai, saudara dari Maulana Malik Ibrahim. Radaen Paku belajar agama dari Raden Rahmat (Sunan Ampel) saudara sepupu yang kemudian menjadi menantu Raden Rahmat. Beliau meyebarkan agama islam melalui pendidikan, misalnya permainan dan nyanyian anak, sehingga beliau bergelar ‘Ainul Yaqin’.

5. Raden Abdul Kadir/Sunan Gunung Jati
Beliau putra Maulana Ishak, beliau dikenal dengan Syarif Hidayatullah, beliau menyebarkan agama islam di Jawa Barat. Beliau ahli perang dan berhasil membebaskan Sunda Kelapa dari pendudukan  Portugis pada tanggal 22 Juni 1527. kemudian Sunda Kelapa diubah menjadi Jayakarta (Jakarta) yang berarti kota kemenangan. Setelah turun tahta dari kesultanan Banten, beliau meneruskan penyiaran agama di daerah Cirebon dan wafat di sana dan dimakamkan di Gunung Jati.

6. Ja’far Shidiq/Sunan Kudus
Nama aslinya adalah Raden Amir Haji (Sunan Ngudung) istrinya bernama Dewi Rukhil, anak Raden Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang). Beliau seorang pujangga yang banyak mengarang dongeng yang bernapaskan islam. Beliau menyebarkan islam di sekitar daerah Kudus dengan mengikis habis pegaruh-pengaruh Hindu.

7. Raden Prawono/Sunan Muria
Putra Raden Syahid (Sunan Kalijaga), istrinya Dwi Sujinah, saudara Raden Haji (Sunan Kudus), beliau mengajarkan kepada para pedagang, nelayan, dan pelaut di pesisir utara Jawa Tengah, dengan cara memberi kursus kepada mereka. Dalam dakwahnya beliau banyak menggunakan gamelan Jawa untuk daya tarik.

8. Syarifudin/Sunan Drajat (Sunan Sedayu)
 Beliau putra Raden Rahmat (Sunan Ampel) jadi beliau adik Raden Ibrahim (Sunan Bonang) istrinya Dewi Sofiah, anak Raden Abdul Jalil (Sunan Gunung Jati) beliau berjiwa social dan dermawan sehingga dalam menyebarkan islam dengan banyak berderma. Beliau wafat dan dimakamkan di Sedayu, Jawa Timur.

9. Raden Muhammad Syahid/Sunan Kalijaga
Beliau mengajar di daerah Jawa Tengah (Yogyakarta) dakwahnya ditujukan kepada kalangan ningrat, raja-raja Mataram, kaum priyayi, pegawai kerajaan, dan pelajar. Menyebarkan islam  melalui kesenian wayang yang banyak dimasuki ajaran agama sesuai kegemaran masyarakat.




B. Contoh Perkembangan Islam di Indonesia

Setelah banyaknya daerah yang dikuasai oleh raja-raja islam, akhirnya membawa pengaruh terhadap perkembangan peradaban dalam berbagai kehidupan sosial, politik, budaya, dan ekonomi.

Di antara pengaruh peradaban tersebut adalah sebagai berikut.

1. Pengaruh Bahasa dan Nama

Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional banyak dipengaruhi islam dari bahasa Arab, misalnya kata-kata lahir dari kata dhahir, kata perlu dari fardu, mudin dari kata immamudin. Juga dalam penggunaan nama juga terpengaruh misalnya Ahmad, Muhammad.

2. Pengaruh Kesenian dan Bangunan Ibadah

Pengaruh yang paling menonjol dalam hal irama dan lagu-lagu yang berirama qasidah yang diiringi dengan alat musik yaitu rebana.

3. Pengaruh Adat Istiadat

Adat istiadat yang berkembang banyak dipengaruhi peradaban islam, misalnya bismillah jika memulai pekerjaan, alhamdulillah apabila telah menyelesaikan pekerjaan, asalamu’alaikum sebagai ucapan salam kepada muslim jika bertemu , dan sebagainya.

4. Pengaruh dalam Politik

Ketika kerajaan islam mencapai kejayaannya banyak unsur politik yang berpengaruh dalam sistem pemerintahan, misalnya khalifatul fil ardhi.



C. Hikmah Perkembangan Islam di Indonesia

1. Peningkatan SDM pada Era Reformasi ke Depan

Dalam sejarah Indonesia, umat islam mempunyai peranan penting dalam mempertahankan maupun dalam membangun Negara Republik Indonesia.

2. Peran dalam Pembangunan

Pada abad 16 telah mencatat perkembangan islam di Indonesia dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberi semangat hidup untuk mencapai kemajuan bangsa Indonesia. Bukti nyata dari kemajuan tersebut adalah adannya kerajaan islam.
Untuk stanilitas politik dan persatuan bangsa umat islam menerima terbentuknya 3 kekuatan politik dan sosial yaitu PPP, Golkar, PDI. 

3. Peran dalam Persatuan yang Berhubungan dengan Ekonomi

Persatuan dalam kepentingan dunia islam yang berhubugan dengan kekuatan ekonomi bangsa Indonesia berusaha mengurangi ketergantungan pada negara superpower. Negara-negara islam perlu menggalakkan perekonomian rakyatnya terutama dalam mengembangkan usaha untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya dikelola oleh tokoh ilmuwan islam yang bekerja secara professional.  
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar