A. DESKRIPSI PROSES TERJADINYA BUMI
Dalam menafsirkan teori-teori tentang pembentukan bumi, tidak lepas dalam pembicaraan tentang galaksi, jagat raya, dan tata surya.
Setiap hari manusia menyaksikan matahari terlihat terbit di ufuk timur, merambat seakan mengitari langit, sampai akhirnya seakan tenggelam di ufuk barat menyusul malam. Kalau pada malam yang cerah dilayangkan pandangan ke langit maka akan tampak Bulan bersinar dan jutaan bintang atau benda-benda langit, lainnya bertaburan di angkasa raya. Keesokan harinya nampak lagi matahari terlihat muncul kembali di ufuk timur dan sorenya tenggelam lagi ke barat, persis seperti hari sebelumnya. Begitu seterusnya.
1. Galaksi
Benda-benda langit yang bertaburan di angkasa raya sebenarnya masing-masing terikat pada suatu susunan tertentu. Dengan mata telanjang, benda-benda tersebut terlihat berupa satu bintang dari bumi. Akan tetapi, bila dilihat dengan teropong bintang sebenarnya mereka terdiri dari berjuta-juta bintang. Karena jarak yang sangat jauh mereka tampak seperti satu bintang. Bahkan, karena begitu jauh dan begitu banyaknya sehingga kelihatan rapat dan bentuknya terlihat seperti kabut saja. Kumpulan benda-benda langit yang jumlahnya jutaan bahkan milyaran itulah yang disebut galaksi.
Jadi, galaksi adalah kumpulan bintang, planet, gas, debu, nebula, dan benda-benda langit lainnya yang membentuk “pulau-pulau” didalam ruang hampa jagat raya. Keberadaan galaksi dapat dilihat atau dideteksi dengan teleskop. Teleskop yang kuat mampu mendeteksi 1.000 juta galaksi, dengan ukuran dari tepi ke tepi mulai dari 1.000 tc sampai 10 juta tc (tc = tahun cahaya). Satu tahun cahaya kurang lebih 10.000.000.000.000 km atau 10.000 milyar km.
- Bentuk Spiral. Galaksi ini mempunyai roda-roda Catherina, dengan lengan-lengan berbentuk spiral keluar dari pusat yang terang (jumlahnya kira-kira 60%).
- Bentuk Spiral Berpalang. Lengan-lengan spiral galaksi ini keluar dari bagian ujung suatu pusat, kira-kira 18% dari jumlah galaksi merupakan spiral-spiral atau pun spiral-spiral yang terpotong.
- Bentuk Elips. Galaksi ini berbentuk elips, mulai dari bentuk hampir menyerupai bola kaki, sampai pada bentuk yang sangat lonjong seperti bola rugby (jumlahnya kira-kira18%)
- Bentuk Tak Beraturan. Kira-kira 4% dari jumlah galaksi berbentuk tak beraturan, atau tidak mempunyai bentuk tertentu.
Ciri-ciri galaksi :
- galaksi mempunyai cahaya sendiri bukan cahaya pantulan
- galaksi-galaksi lainnya dapat terihat berada di luar Galaksi Bimasakti
- jarak antara galaksi yang satu dengan yang lainnya jutaan tahun cahaya
- galaksi mempunyai bentuk-bentuk tertentu, misalnya : bentuk spiral/pilin, bentuk elips, dan bentuk tidak beraturan
Ada beberapa macam galaksi yang sudah diketahui manusia, antara lain sebagai berikut :
a. Galaksi Bimasakti
Galaksi Bimasakti merupakan galaksi dimana bumi berada. Galaksi ini memiliki bentuk spiral dengan diameter kira-kira 100.000 tc.
b. Galaksi Magellan
Galaksi Magellan merupakan galaksi yang paling dekat dengan Galaksi Bimasakti. Jaraknya kurang lebih 150.000 tc dan berada di belahan langit selatan.
c. Galaksi Ursa Mayor
Galaksi Ursa Mayor berjarak 10.000.000 tc dari Galaksi Bimasakti. Bentuk Galaksi Ursa Mayor adalah elips dan rapat.
d. Galaksi Jauh
Galaksi-galaksi yang terletak lebih dari 10.000.000 tc dari Galaksi Bimasakti termasuk galaksi jauh. Contoh Galaksi Jauh yaitu Galaksi Silvery, Triangulum, dan Whirlpool.
Menurut para ahli astronomi, ruang antara galakski yang satu dengan galaksi yang lainnya tidak kosong tetapi mengandung materi yang disebut zat inter galaxy. Zat inter galaxy ini seperti zat interstellair yang terdiri dari proton, electron, dan ion lain yang bergerak simpang siur dalam jagat raya ini.
2. Jagat Raya
Jagat raya adalah alam semesta yang sangat luas (tidak terukur), mencakup berjuta benda-benda angkasa, dan beribu-ribu kabut gas atau kelompok nebula. Kabut ini kemudian menjadi gugusan bintang setelah melalui suatu proses yang berlangsung jutaan tahun. Di antara kabut gas itu ada yang berbentuk spiral. Salah satu dari kabut spiral itu adalah Galaksi Bimasakti, dimana tata surya termasuk di dalamnya. Kabut spiral lain yang terkenal adalah kabut Andromeda yang letaknya paling dekat dengan Bimasakti.
Selain itu, di angkasa juga bertaburan bintang-bintang. Bintang adalah benda langit yang memancarkan cahaya dan panas sendiri sebagai akibat dari tingginya suhu. Matahari adalah salah satu contoh bintang.
Ada tiga teori tentang terjadinya jagat raya, yaitu :
a. Teori Jagat Raya Mengembang
Menurut hasil penelitian dan pengamatan Hubble, ditemukan bahwa galaksi-galaksi bergerak saling menjauhi. Hal ini berarti jagat raya mengembang menjadi lebih luas.
b. Teori Ledakan Besar
Berdasarkan teori jagat raya mengembang, dahulu kala galaksi-galaksi pernah saling berdekatan. Dengan demikian mungkin semua galaksi dalam jagat raya berasal dari massa tunggal. Dalam keadaan massa tunggal, jagat raya memiliki suhu dan energi sangat besar. Untuk itu, hanya ledakan besarlah yang dapat menghancurkan massa tunggal menjadi serpihan-serpihan sebagai awal jagat raya. Teori ini didukung oleh Stephen Hawking, seorang ahli fisika teoritis.
c. Teori Keadaan Tetap
Teori ini dipelopori oleh Fred Hoyle. Ia berpendapat bahwa materi baru (hydrogen) diciptakan setiap saat untuk mengisi ruang kosong yang timbul dari pengembangan jagat raya. Dalam kasus ini jagat raya tetap dan akan selalu tampak sama. Namun, menurut Stephen Hawking, materi baru yang dibicarakan Hoyle adalah divergen (memencar) sehingga teori keadaan tetap harus ditinggalkan.
Sejalan dengan tiga teori tentang terjadinya jagat raya ini, muncullah beberapa anggapan mengenai jagat raya dan alam semesta.
a. Anggapan Antroposentris
Antroposentris (anthropos = manusia , centrum = pusat) adalah anggapan yang menyatakan bahwa manusia sebagai pusat segalanya. Anggapan ini dimulai sejak manusia primitif, waktu manusia mulai menyadari ada bumi dan langit. Matahri, Bulan, Bintang dan Bumi, dianggap serupa dengan bangsa hewan, tumbuhan, dan dengan dirinya sendiri.
Bangsa Babilon 2.000 tahun SM menggambarkan semesta ini merupakan kubah tetutup, dengan Bumi sebagai lantainya. Di sekeliling bumi dianggap terdapat jurang yang tergenang air. Di seberang air terdapat gunung tinggi penyangga langit. Para ahli zaman itu telah mengetahui panjang tahun 365 hari.
Bangsa Ibrani mempunyai konsep semesta yang dipengaruhi oleh alam pikiran Babilon. Meraka menganggap bahwa langit ditopang oleh tiang-tiang raksasa. Di langit terdapat Matahari, Bulan, dan bintang-bintang yang menempel. Juga ada jendela-jendela untuk air hujan tercurah.
b. Anggapan Geosentris
Geosentirs (geo = Bumi , centrum = pusat) adalah anggapan yang menyatakan bahwa Bumi adalah pusat semesta alam. Semua benda langit mengeilingi Bumi, dan semua kekuatan alam berpusat di Bumi. Anggapan ini dimulai kurang lebih abad ke-6 SM saat para imuwan tertarik kepada alam sekitarnya. Beberapa ahli pendukung Geosentris antara lain : Socrates, Plato, Aristoteles, Tales, Anaximander dan Pytagoras.
c. Anggapan Heliosentris
heliosentris (helios = matahari , centrum = pusat) adalah anggapan bahwa pusat Jagat Raya adalah Matahari. Ini berarti pergeseran pandangan yang dianggap revolusioner pada waktu itu, yang menggantikan kedudukan bumi sebagai akibat makin majunya alat peneliti dan sifat ilmuwan yang kritis. Di bawah ini beberapa ahli pendukung heliosentris.
Nicolaus Copernicus (1473-1543) adalah seorang pelukis terlatih, mahasiswa kedokteran, Ilmu Pasti (matematika) dan astronomi. Ia melihat beberapa kekeliruan dalam tabel buatan Ptolomeus. Pada tahun 1507 ia menulis buku yang sangat terkenal “De Revolutionibus Orbium Caelestium” (Revolusi Peredaran Benda-benda Langit). Ia mengemukakan adanya sistem Matahari, yaitu Matahari sebagai pusat yang dikelilingi oleh planet-planet, bahwa Bulan juga mengelilingi Bumi dan bersama-sama mengitari Matahari, bahwa Bumi berputar ke arah Timur pada porosnya yang menyebabkan siang dan malam.
Beberapa ahli pendukung teori Heliosentris antara lain :
- Bruno
- Johanes Kepler
- Galileo
- Isaac Newton
3. Tata Surya
Telah dikemukakan bahwa galaksi terdiri dari berjuta-juta bintang dengan segala jenis, bentuk, dan ukurannya. Salah satu di antara jutaan bintang tersebut adalah Matahari yang mempunyai sejumlah anggota dan membentuk suatu susunan yang disebut tata surya. Jadi sebuah Tata Surya terdiri dari satu Matahari dan semua benda angkasa yang beredar mengelilinginya. Tata Surya kita terdiri dari sepuluh planet, termasuk planet Bumi.
Planet-planet dalam Tata Surya dibagi dalam dua golongan, yaitu planet dalam dan planet luar. Planet dalam yaitu planet-planet yang lintasannya di antara Bumi dan Matahari. Yang tergolong planet dalam ialah Merkurius dan Venus. Planet-planet luar , yaitu planet-planet yang lintasannya mengelilingi Matahari lebih jauh dan lebih besar daripada jari-jari lintasan Bumi mengelilingi Matahari.yang tergolong planet luar ialah Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto, dan Sedna.
Robert Jastron, seorang ahli astronomi berpendapat lain dan menyatakan bahwa yang dimaksud dengan planet dalam adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, sedangkan yang dimaksud planet luar adalah Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto, dan Sedna.
Beberapa hal penting mengenai planet-planet :
- Planet-planet tidak mempunyai cahaya sendiri. Cahaya itu hanya merupakan cahaya yang diterima dari matahari kemudian dipantulkan kembali.
- Planet-planet tidak berkelap-kelip seperti halnya bintang sejati, tetapi berkilauan.
- Dengan teropong kecil, planet-planet itu telihat sebagai keping atau cakram yang bersinar. Mars dan Yupiter menunjukan bagian-bagian yang sama terangnya, sedang Merkurius dan Venus menunjukan rupa-rupa semu seperti Bulan.
- Lintasan-lintasan planet ini merupakan bidang-bidang yang terbentuk elips.
- Planet-planet beredar mengelilingi matahari dengan arah yang sama.
- Kebanyakan planet-planet mempunyai satelit (pengiring) atau bulan
4. Terjadinya Bumi dan Tata Surya
Permulaan terjadinya Bumi merupakan sebagian dari gumpalan gas dari matahari. Gumpalan gas yang besar tersebut selalu dalam keadaan berputar. Dikarenakn sesuatu hal, terlepaslah sebagian gumpalan itu, walaupun seolah-olah dicampakkan sangat jauh tetapi gumpalan itu masih tetap berputar terus-menerus mengelilingi gumpalan besar (matahari) tersebut. Gumpalan-gumpalan yang terpisah dan masih tetap berputar tersebut setelah mengalami proses pendinginan akan menjadi padat. Itulah yang disebut planet-planet yang jumlahnya sepuluh. Berturut-turut nama-nama planet yang masuk susunan matahari yaitu : Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto, dan Sedna. Planet Sedna terekam oleh teleskop ruang angkasa Spitzer yang diluncurkan 23 Agustus 2003.
Dari gumpalan yang terlepas tersebut (planet), terlepas pula sebagian dari planet tetapi juga tetap berputar dan mengelilingi gumpalan yang ditinggalkan, itulah yang disebut bulan atau satelit. Kejadian tersebut memakan waktu yang sangat lama. Jadi, Bumi yang seperti sekarang ini baru terjadi setelah berjuta-juta tahun. Sesudah bumi bertambah dingin, berubahlah gas tersebut menjadi cairan dan lama-kelamaan bagian luarnya makin padat, sehingga pada permukaan bumi dapat ditempati manusia, tumbuh-tumbuhan, serta makhluk hidup lainnya.
Lapisan kerak bumi paling luar memiliki ketebalan kurang lebih 1.200 km. menurut ahli geologi, pada permukaan bumi ini terdapat berbagai oksida yang sebagian besar berupa oksida silikon. Sesudah bumi terbentuk bersama-sama planet lainnya, bahan-bahan yang lebih berat meggumpal di dalam inti, sedangkan keraknya terdiri dari unsur-unsur silikon dan magnesium. Lebih ke dalam lagi terdapat lapisan yang banyak mengandung unsur persenyawaan logam sulfida. Yang paling dalam adalah inti yang mengandung besi dan nikel. Tebal dari masing-masing bagian dapat kita ketahui dengan menyelidiki jalannya gelombang gempa karena gelombang dibiaskan oleh lapisan tadi sesuai dengan kecepatan gelombang pada lapisan tesebut.
Berikut ini dijelaskan beberapa hipotesis terjadinya bumi dan tata surya.
a. Hipotesis Kabut
Hipotesis yng sering dinamakan hipotesis solar nebula ini merupakan hipotesis yang paling tua dan paling terkenal, Imanuel Kant (1724-1804), seorang ahli filsafat berkebangsaan Jerman, membuat suatu hipotesis tentang terjadinya tata surya. Dikatakannya bahwa di jagat raya terdapat gumpalan kabut yang berputar perlahan-lahan. Bagian tengah kabut itu lama-kelamaan menjadi gumpalan yang kemudian menjadi matahari dan bagian kabut sekitarnya menjadi planet-planet dan satelitnya.
b. Hipotesis Planetesimal
Thomas C. Chamberin (1843-1928) seorang ahli geologi dan ilmuwan dari Amerika menyampaikan teori yang dikenal sebagai Teori Planetesimal (berarti planet kecil) dalam penelitiannya The Origin of the Earth (asal mula bumi) 1916.
Menurut teori ini, matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang yang banyak. Pada suatu masa, ada sebuah bintang berpapasan pada jarak yang tidak terlalu jauh. Akibatnya, terjadilah peristiwa pasang naik pada permukaan matahari maupun bintang itu. Sebagian dari massa matahari itu tertarik ke arah bintang.
Pada waktu bintang itu menjauh, sebagian dari massa matahari itu jatuh kembali ke permukaan matahari dan sebagian lagi terhambar ke ruang angkasa sekitar matahari. Hal inilah yang dinamakan planetesimal yang kemudian menjadi planet-planet kecil dan beredar pada orbitnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar